Selasa, 02 Juni 2015 | By: Unknown

PARAMETER KUALITAS GAMBAR



 PARAMETER KUALITAS GAMBAR

A. Parameter kualitas gambar

Parameter adalah sebuah acuan atau tolak ukur yang dapat digunakan untuk menetapkan keadaan atau kondisi, maupun kadar atau ukuran kualitas suatu gambar radiograf.

B. Faktor-faktor yang menjadi parameter kualitas gambar ialah :

1. Densitas

Yaitu tingkat derajat kehitaman suatu gammbaran radiografi. Kehitaman terjadi akibat adanya interaksi antara sinar-x dan emulsi film. Density (Densitas Radiografik): Gambaran hitam pada hasil radiograf ditetapkan sebagai densitas. Hasil densitas yang semakin baik terdapat pada area yang dimana sinar-x ditangkap oleh film dan dikonversikan ke warna hitam, silver metalik. pengukuran rata
rata densitas dengan
menggunakan alat Densitometer pada
ketebalan yang berbeda
beda yaitu 5 cm,
10 cm, 15 cm dan 20 cm serta luas lapangan
penyinaran yang bervariasi yaitu 15 cm X
15 cm, 20 cm X 20
cm dan 30 cm X 30 cm.
 Densitas dipengaruhi oleh :
n  kV= Tegangan listrik (kV) adalah satuan beda potensial yang diberikan antara katoda dan anoda didalam tabung Roentgen. kV atau Tegangan listrik akan menentukan kualitas sinar-x dan daya tembus sinar-x, makin tinggi besaran tegangan listrik yang digunakan makin besar pula daya tembusnya. kV lah yang sangat berpengaruh pada densitas karena semakin tinggi kV tersebut maka semakin tebal juga densitasnya.
n  mA= Arus dan waktu adalah pekalian arus listrik (mA) dan waktu exposi (s), yang mana besaran arus ini menentukan kuantitas radiasi. Dalam setiap pemotretan pada berbagai bagian tubuh mempunyai besaran arus dan waktu tertentu. Pada dasarnya arus tabung yang dipilih adalah pada mA yang paling tinggi yang dapat dicapai oleh pesawat, agar waktu exposi dapat sesingkat mungkin, sehingga dapat mencegah kekaburan gambar yang disebabkan oleh pergerakan. Waktu exposi yang relative panjang digunakan pada teknik pemeriksaan yang khusus misalnya tomografi. Peningkatan mA akan menambah intensitas sinar-x, dan penurunan mA akan mengurangi intensitas. Sehingga semua intensitas sinar-x atau derajat terang/brightness akan bertambah sesuai dengan peningkatan intensitas radiasi sinar-x di titik fokus. Oleh sebab itu, derajat terang dapat diatur dengan mengubah mA. Perlu juga dipahami bahwa intensitas sinar-x yang bervariasi akan terus membawa hubungan yang sama antara satu dengan yang lainnya.
n  Second= Waktu lama eksposi dalam sekonde ( detik )
n  mAs= Merubah mAS akan mempengaruhi tenaga berkas sinar-x secara total yang dihasilkan oleh tabung sinar-x selama eksposi ; perubahan mAS tidak merubah kualitas berkas sinar-x . Keluaran sinar-x dari tabung dan tenaga yang dilepaskan pada reseptor gambar selama eksposi akan berbeda langsung dengan mAS. Sebagai contoh , jika mAS di duakalikan maka sistim film screen akan menerima duakali tenaga .
n  FFD=  Focus Film Distance (FFD) adalah jarak antara film dengan objek yang akan diperiksa.
n  Ketebalan objek= Semakin tebal objek yang akan difoto, faktor eksposi semakin meningkat
n  Luas lapangan penyinaran= Membatasi dan mengurangi luas lapangan penyinaran pada suatu pemotretan akan mengurangi jumlah radiasi hambur yang akan mempengaruhi kontras. Pembatasan kolimasi disesuaikan dengan kebutuhan klinis.

2. Kontras

Perbedaan gambaran antara derajat kehitaman dan putih akibat adanya perbedaan daya absorbsi objek terhadap sinar-x. Konters dibagi menjadi 2 yaitu :
n     Kontras subjektif : perbedaan presepsi/penilaian mata, masing-masing orang dalam membedakan kontras radiografi.
n     Kontras objektif : perbedaan gambaran hitam dan putih yang diukur dengan alat densitometer.
Faktor yang mempengaruhi kontras :
n  Tegangan tabung=  Peningkatan tegangan tabung sinar-X menyebabkan perbedaan sinar-X yang ditransmisikan oleh obyek, sehingga menghasilkan densitas yang dan kontras radiograf yang berbeda. Pengaruh peningkatan tegangan tabung sinar-X terhadap kontras radiograf diperoleh melalui pengukuran densitas radiograf setelah sinar-X menembus stepwedge. Perbedaan kehitarnan (densitas) pada stepwedge setiap kenai.kan tegangan tabung menghasilkan kontras radiograf. Untuk mengetahui pengaruh peningkatan tegangan tabung sinar-X terhadap dosis radiasi yang diterima oleh pasien, dilakukan melalui pengukuran laju dosis radiasi hambur. Hashl penelitian meriunjukkan, semakin tinggi tegangan tabung sinar-X, kontras radiograf yang dihasilkah rendah, tetapi dosis radiasi yang diterima oleh pasien iebih kecil. Kata kunci : tegangan tabung (kV), densitas radiograf, kontras radiograf, laju dosis radiasi hambur dan dosis total pasien
n  Perbedaaan koefisien atenuasi linear gambar, dipengaruhi oleh kecepatan jenis dan nomor atom objek.
n  Radiasi hambur akan menurunkan nilai kontras= Kenaikan tegangan dan arus tabung serta penambahan luas lapangan penyinaran dapat menimbulkan bertambahnya jumlah radiasi hambur yang sampai ke film,sehingga mengakibatkan penurunan kontras radiografi.
n  Penggunaan grid akan meningkatkan kontras radiografi dan menyerap radiasi hambur
n  Processing film : agitasi yang terlalu lama menyebabkan gambaran hitam meningkat (kontras menurun), cairan processig yang lemah menyebabkan kontras menurun.

 

3. Ketajaman gambar

Ketajaman gambar dipengaruhi oleh :
a.       Faktor geometrik : faktor yang berhubungan dengan pembentukan bayangan, dipengaruhi oleh :
* Ukuran fokus
Setiap pesawat rontgen memiliki perbedaan ukuran fokus. Semakin kecil fokus, semakin tajam hasil gambaran
*Jarak
Semakin jauh FFD(Focus Film Distance) /jarak antara focus(sinar) dengan film/kaset atau semakin dekat OFD(Objek Film Distance)/jarak antara objek yang diperiksa dengan film/kaset , maka semakin tajam gambaran yang dihasilkan.
b.      Faktor pergerakan : yang berhubungan dengan penderita (pasien) dan alat. 2 macam pergerakan:
Pergerakan subjektif, yaitu pergerakan yang disebabkan oleh organ-organ yang bergerak secara sadar, contoh: denyut jantung, paru-paru, dll yang menyebabkan kekaburan gambaran.
Pergerakan objektif, yaitu pergerakan dari objek yang dapat dikendalikan secara sadar, contoh : pada tulang.

c.       Faktor fotografi : atau intrinsik; yang berhubungan dengan bahan perekam citra.

       4. Detail

Detail merupakan kualitas radiograf berdasarkan ketajaman dilihat dari garis luar yang membentuk gambar dan kontras antara beberapa struktur yang terekam. Jika garis luar yang membentuk gambar sangat jelas dilihat dan kejernihan detail ini dapat dikatakan bagus.

5. Faktor pemaparan

a.       KVP: Pada saat kilovolt ditingkatkan maka akan menghasilkan sinar-x yang memiliki tenaga penetrasi yang lebih besar. Jika tenaga penetrasi sinar meningkat maka kontras pada gambar radiograf yang dihasilkan akan menurun. Maka dariitu perlu dikondisikan ukuran yang maksimum.
b.      ma: Pada saat miliampere meningkat kuantitas sinar akan meningkat dan dengan begitu akan menghasilkan ketajaman gambar pada radiograf.
c.       Waktu Pemaparan (detik): Pemaparan yang berlebih ataupun pemaparan yang kuran akan mempengaruhi hasil radiograf. Hal yang baik dilakukan adalah mengurangi waktu pemaparan ke waktu minimum untuk menghindari adanya pergerakan oleh pasien pada saat dilakukan pemaparan.
d.      Focal spot-Film Distance. (Focus-Film Distance): Pada saat jarak pemaparan dibuat dekat maka intensitasnya akan meningkat tetapi akan ada kecenderungan terjadi pembesaran gambar. Oleh karena itu perlu ditempatkan pada jarak yang optimal. Biasanya jaraknya dibuat konstan sejauh 36 inci.
e.       Jarak bagian film: Jarak antara bagian yang akan terpapar dan film harus seminimal mungkin dengan tujuan untuk mendapatkan ketajaman yang bagus dan untuk menghindari pembesaran gambar. Jarak yang dibuat adalah nol dengan menetapkannya tetap kontak dengan kaset.
f.       Ketebalan jaringan: Jika ketebalan jaringan meningkat maka KVP harus ditingkatkan untuk mendapatkan tenaga penetrasi sinar yang lebih besar.
g.      Tipe film yang digunakan: Film yang berbeda dengan atau tanpa intensfying screen dipilih tergantung pada keperluan.

Parameter kualiltas gambar pada CT-Scan

Gambar pada Ct-Scan dapat terjadi sebagai hasil dari berkas sinar-x yang mengalami perlemahan setelah menembus objek, ditangkap detektor dan dilakukan pengolahan dalam komputer. Penampilan gambar yang baik tergantung kualitas gambar yang dihasilkan sehingga aspek klinis dari gambar tersebut dapat dimanfaatkan untuk menegakkan diagnosa.
Pada CT-scan dikenal beberapa parameter untuk pengontrolan eksposi dan output gambar yang optimal (Bushberg,2003).
Adapun parameter tersebut adalah :
a.       Slice thickness
Slice thickness adalah tebalya irisan atau potongan dari objek yang diperiksa. Nilainya dapat dipilih antara 1 mm – 10 mm sesuai keperluan klinis. Slice thickness yang tebal akan menghasilkan gambaran dengan detail yang rendah sebaliknya dengan slice thickness yang tipis akan menghasilkan gambar dengan detail yang tinggi. Slice thickness yang tebal akan menimbulkan gambar yang mengganggu seperti garis-garis dan apabila slice thickness selalu tipis akan menghasilkan noise yang tinggi.
b.      Scan range
Scan range adalah pepaduan atau kombinasi dari beberapa slice thickness yang bermanfaat untuk mendapatkan ketebalan potongan yang berbeda pada satu lapangan pemeriksaan.
c.       Faktor eksposi
Faktor eksposi adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap eksposi, meliputi tegangan tabung (kV), arus tabung (mA) dan waktu (s). Besarnya tegangann tabung dapat dipilih secara otomatis pada setiap pemeriksaan (Jaengsri,2004)
Tegangan tabung (kV) adalah beda potensial antara tabung katoda dan anoda. Semakin tinggi awan elektron yang dihasilkan maka akan semakin kuat menembus anoda sehinnga daya tembus yang dihasilkan akan semakin besar.
Arus tabung (mA) adalah kuat lemahnya arus yang dihasilkan sinar-x, apabila arus tabung besar maka elektron yang dihasilkan akan semakin besar.
Waktu (s) adalah lamanya waktu eksposi, sangat berpengaruh terhadap jumlah elektron. mAs berpengaruh terhadap jumlah elektron dan kualitas sinar-x.
d.      Field Of  View (FOV)
Field of view adalah diameter maksimal dari gambar yang akan direkonstruksi. Besarnya bervariasi dan biasanya berada pada rentang 12cm – 50cm.
Field of view (FOV) kecil akan meningkatkan detail gambar (resolusi) karena field of view (FOV) yang kecil mampu mereduksi ukuran pixel, sehingga dalam rekonstruksi matriks hasilnya lebih teliti.
Field of view (FOV) kecil, antara 100mm – 200mm akan meningkatkan resolusi sehingga detail ambar dan batas objek akan tampak jelas. Field of view (FOV) kecil akan menyebabkan noise meningkat (Nesseth,2000).
Field of view (FOV) sedang, yaitu 200mm diharapkan gambar yang menghasilkan memiliki spesial resolusi yang baik, noise serta artefak sedikit (Genant,1982)
Field of view (FOV) besar, antara 350mm – 400mm akan menghasilkan spesial resolusi yang rendah karena pixel menjadi besar akibat dilakukannya magnifikasi. Field of view (FOV) besar akan menyebabkan noise berkurang dan kontras resolusi meningkat serta dapat dihindari munculnya streak artifact (Genant,1982).
e.       Gantry Tilt
Gantry tilt adalah sudut yang dibentuk antara bidang vertikal dengan gantry (tabung sinar-x dengan detektor). Rentan gantry tilt antara -300 sampai +300. Gantry tilt bertujuan untuk keperluan diagnosa dari masing-masing kasus yang dihadapi, dan menentukan sudut irisan dari objek yang akan diperiksa. Satuan ukur penyudutan gantry adalah derajat ( ͦ ).
f.       Pitch
Pitch adalah jangka waktu yang berhubungan dengan suatu kecepatan dan jarak. Pada CT-Scan helical, pitch didefinisikan sebagai jarak (mm) pergerakan meja CT-Scan selama satu putaran tabung sinar-x. Pitch digunakan untuk mengitung pitch ratio yang mana merupakan suatu ratio pada pitch untuk slice thickness/beam collimation, pitch ratio (pitch) yaitu 1:1 atau sederhananya 1. Suatu ppitch dengan nilali 1 menghasilkan kualitas yang terbaik dalam CT-Scan helical. Pitch ditingkatkan untuk meningkatkan volume coverage dan kecepatan proses scanning. Nilai pitch berada dalam range 0 sampai dengan 10, sedangkan pitch faktor antara 1 dan 2.
g.      Rekonstruksi matriks
Rekonstruksi matriks adalah deretan baris dan kolom dari picture element (pixel) dalalm proses perekonstruksian gambar. Rekonstruksi matriks ini merupakan salah satu struktur elemen dalam memori komputer yang berfungsi untuk merekonstruksi gambar. Pada umunya matriks yang digunakan beukuran 512 x 512 yaitu 512 baris dan 12 kolom. Pada pemeriksaan CT-Scan ukuran matriks disesuaikan dengan alat yang tersedia. Rekonstruksi matriks berpengariuh terhadap resolusi gambar. Semakin tinggi matriks yang dipakai maka semakin tinggi detail gambar yang dihasilkan (Bushberg,2003).
h.      Rekonstruksi algorithma
Rekonstruksi algorithma adalah prosedur matematis yang digunakan dalam merekonstruksi gambar. Penampakan dan karakterisktik dari gambar CT-Scan tregantung dari kuatnya algorithma yang dipilih. Semakin tinggi rekonstruksi algorithma yang dpilih maka semakin tinggi resolusi yang dihasilkan. Dengan adanya metode ini maka gambaran seperyi tulang, soft tissue dan jaringan-jaringan lain dapat dibedakan dengan jelas pada layar monitor.
i.        Window width
Window width adalah nilai computed tomography yang dikonfersi menjadi gray scale untuk ditampilakn ke TV monitor. Setelah menyelesaikan pengolahan gambar melalui rekonstruksi matriks dan algorithma maka hasilnya akan dikonversi menjadi skala numerik yang dikenal dengan nama nilai computed tomography. Nilai ini mempunyai nilai HU (Hounsfield Unit).
Dasar pemberian nilai ini adalah air dengan nilai 0 HU, jaringan lunak 140 HU sampai dengan 400 HU, untuk tulang mempunyai nilai +1000 HU kadang sampai +3000 HU. Sedangkan untuk kondisi udara nilai yang dimiliki -1000 HU. Jaringan atau subtansi lain dengan nilai yang berbeda tergantung dari nilai perlemahannya. Jadi penampakan tulang pada monitor menjadi putih dan udara menjadi hitam. Jaringan dan subtansi lain akan dikonversi menjadi warna abu-abu bertingkat yang disebut gray scale. Khusus untuk darah yang semula dalam penampakannya berwarna abu-abu dapat menjadi putih apabila diberi media kontras (Rasad,1992).
j.        Window level
Window level adalah nilai tengah dari window yang digunakan untuk penampilan gambar. Nilainya dapat dipilih dan tergantung pada karakteristik perlemahan dari struktur objek yang diperiksa. Window level menetukan densitas (derajat kehitaman) gambar yang dihasilkan. Untk jaringan lunak 30 HU – 40 HU, sedangkan untuk tulang 200 HU – 400 HU .
Nilai CT pada jaringan yang berbeda dan penampakannya dalam layar monitor (Bontrager, 2001)

Tipe jaringan nilai CT (HU) penampakan

Tulang
+ 1000
putih
Otot
+ 50
Abu-abu
Materi putih
+45
Abu-abu merah
Materi abu-abu
+40
Abu-abu
Darah
+20
Abu-abu
CSF
+15
Abu-abu
Air
0
Abu-abu
Lemak
-100
Abu-abu
Paru
-200
Abu-abu
Udara
-1000
hitam


sumber:
  http://www.parijabar.com/index.php/radiografi/ct-scan/78-computed-tomografi




0 komentar:

Posting Komentar